I.
JUDUL : Preparat Whole Mounth
Hewan Semut
Buah (Polyrhachis boltoni)
II.
TUJUAN :
1. Mahasiswa dapat mengetahui
bentuk keseluruhan hewan-hewan kecil atau organisme-organisme kecil lainnya
2.
Mahasiswa dapat mengaitkan
KI dan KD sebagai sumber belajar
III.
METODE
3.1
Alat dan
Bahan :
3.1.1
Alat :
1.
Botol flakon
2.
Gelas arloji
3.
Kaca penutup
4.
Kaca benda
5.
Mikroskop
6.
Pipet tetes
7.
Stopwatch
8.
Tissu
3.1.2
Bahan :
1. Semut
Buah (Polyrhachis boltoni)
2. KOH
3. Asam
Asetat 10%
4. Aquades
5. Alkohol
50%, 70%, 80%, 100%
6. Xylol
7. Minyak
cengkeh
8. Enthelen
3.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan
Alat dan Bahan
2. Memasukan
Dolichoderus thoracicus ke
dalam botol flakon
3. Mefiksasi
Dolichoderus thoracicus dengan
KOH selama 24 jam
4. Memindahkan
Dolichoderus thoracicus di
gelas arloji
5. Mencuci
dengan aquades selama 10 menit
6. Menyerap
aquades dengan menggunakan tissu
7. Menetesi
asam asetat 10% selama 30 menit
8. Menyerap
asam asetat 10% dengan menggunakan tissu
9. Mendehidrasi
alkohol 50%, 70%, 80%, 100% dan 100% masing-masing selama 10 menit
10. Menyerap
alkohol 50%, 70%, 80%, 100% dan 100% dengan menggunakan tissu
11. Menetesi
minyak cengkeh selama 30 menit
12. Menyerap
minyak cengkeh dengan menggunakan tissu
13. Menetesi
xylol selama 30 menit
14. Memindahkan
ke kaca benda
15. Menata
Dolichoderus thoracicus dengan
benar
16. Mengamati
preparat dengan menggunakan mikroskop
17. Menetesi
xylol sebelum kering
18. Menambahkan
enthelen langsung ditutup dengan kaca preparat
a. Hasil Praktikum
a. Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan pada preparat whole mounth hewan pada Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus) di dapatkan bagian-bagian dari Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus) yaitu chepal, thorax dan abdomen.
Bagian cephal merupakan bagian kepala dimana bagian ini terdapat sepasang
antena dan mandibles. Antena yang berfungsi sebagai merasakan getaran bunyi, menyentuh
dan membau sedangkan mandibles
berfungsi membawa makanan. Bagian thorax terdiri dari alat ekstremitas yaitu
femur, tibia, tarsus dan tarsal craw.
Menurut Kurniawan
(2017), tubuh semut terdiri atas 3 bagian yaitu kepala, mesosoma (dada) dan metasoma.
Antena semut digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu rahang atau mandibula yang
terdapat pada semut berfungsi sebagai pembawa, manipulasi objek, membangun
sarang dan untuk pertahanan dan juga minyak cengkeh
menyebabkan sediaan utuh semut menjadi terwarnai cokelat.
b.
Hasil Pewarnaan
Pembuatan preparat
whole mounth hewan tidak menggunakan pewarnaan tetapi menggunakan minyak
cengkeh. Minyak cengkeh sendiri berfungsi untuk menjernihkan bagian utuh tubuh
dari supaya mudah diamati di bawah mikroskop.
Menurut Gunarso (1989),
kebaikan minyak cengkeh adalah karena hanya menyebabkan pengkerutan tisu yang
relatif kecil. Zat ini langsung digunakan setelah proses dehidrasi dengan
alkohol 95%. Minyak cengkeh mudah berubah sejalan waktu dan warna, dapat segera
berubah warna dari kuning menjadi kecoklatan.
c.
Cara Kerja Praktikum
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan terdapat langkah-langkah dalam pembuatan yaitu Langkah pertama dalam pembuatan preparat Wholemount yang harus dilakukan
adalah memasukan Dolichoderus
thoracicus ke dalam botol flakon dan menetesi dengan KOH selama 24 jam. Setelah 24 jam Dolichoderus
thoracicus dikeluarkan
dan di taruh di dalam gelas arloji kemudian
dicucinya dengan aquades. Setelah itu ditetesi dengan asam
asetat 10% selama 30 menit dan dilakukan pencucian dengan menggunakan aquades
10 menit. Tahapan yang telah di lakukan dinamakan proses Fiksasi. Fiksasi
berfungsi untuk mematikan atau menghentikan proses-proses metabolisme jaringan
cepat sehingga keadaam sedikit banyak mendekati keadaan asli. Fiksatif yang
digunakan pada whole mount hewan menggunakan asam asetat.
Menurut Effendi (1997) dalam Pratama (2011),
bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai fiksatif antara lain asam asetat,
asam pikrat, asam kromik, potassium dikromat, merkuri klorida, kadmium klorida,
kobalt nitrat, osmium tetrasoksida, dan aseton
Langkah kedua yaitu dengan menghidrasi
alkohol 50%, 70%, 80%, 100% dan 100% masing-masing selama 10 menit. Tahapan ini
dinmakan dehidrasi. Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan air yang ada di
dalam jaringan dengan menggunakan alkohol.
Dehidrasi merupakan merupakan proses
mengeluarkan air dalam jaringan/ tisu dengan menggunakan bahan-bahan kimia
tertentu. Tujuan dehidrasi yaitu untuk mengeluarkan seluruh cairan yang
terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi (Pratiwi, 2015).
Langkah ketiga (Langkah terakhir) yaitu
dengan menetesi minyak cengkeh selama 30 menit dan menetesi xylol selama 30
menit setelah itu memindahkan ke kaca benda untuk dilakukan pengamatan di
mikroskop, sambil melakukan pengamatan ditetesi xylol agar preparat tidak
kering dan ditambahkan enthelen dengan kaca penutup. Langkah ini disebut dengan
penjernihan dan penempelan.
Penjernihan memiliki arti mudah dilihat
karena transparan media untuk menjernihkan jaringan. Penjernihan merupakan
menggantikan tempat alkohol dalam tisu/jaringan. Penempelan dengan menggunakan
enthelen berfungsi untuk mengawetkan/ menempelan preparat didalam kaca benda
agar tidak bergeser jika diamati lain waktu lagi (Harijati, 2017)
Menurut Sartiami (2008), metode whole
mounth hewan dilakukan dengan langkah-langkah yaitu maserasi, dehidrasi, mounting, pelabelan, dan penyimpanan
preparat.
1.
Maserasi.
Pemilihan
spesimen acuan. Kemudian dipindabkan kedalam cawan sirakus berisi akuades dan
direndam selama satu jam. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam larutan NaOH
2,5% se!ama 16 jam. Kemudian spesimen dipindahkan dari larutan NaOH ke dalam
aquades dan direndam kembali selama 2 jam. Spesimen ditekan secara perlahan
dengan bantuan jarum inokulasi agar isi tubuhnya keluar dan menyisakan
bagianbagian penting inilegumen kerangka tubuh guna keperluan identifikasi dan
deterrninasi. Selanjutnya, dilakukan penyimpanan spesimen
dalam alkohol 60% selama 16 jam
2.
Dehidrasi.
Pada tahap
spesimen dipindahkan dan direndam secara bertahap berturut turut ke dalam
larutan alkohol 60%, 70%, 80%, 90%, dan alkohol 95% selama 1 jam, 1 jam
20 menit, 10 menit,dan 5 menit. Kemudian spesimen pindahkan ke dalam alkohol
absolut barn. Tahap terakhir yaitu dilakukan perendaman spesimen ke dalam
minyak cengkeh selama 30 menit sebelum mounting.
3.
Mounting.
Tahapan mounting
dilakukan dengan cara menata posisi tubuh dan embelan spesimen trip di atas
penutup objek gelas berdiameter 13mm, yang telah ditetesi larutan balsam
Kanada. Spesimen trips diambil dan dipindahkan dari rendaman minyak cengkeh dan
diletakkan pada posisi terlentang diatas gelas tersebut. Kemudian bagian
tungkai, sayap, dan antena direntang pada bagian antena dan tungkai individu
trips dilakukan perentangan dengan bantuan jarum preparat. Selanjutnya tepat
bagian tengah, gelas objek ditumpangkan diatas spesimen secara perlahan dan
dilakukan pembalikkan dengan segera, sehingga posisi spesimen berubah menjadi
tertelengkup diatas gelas objek. Gelas objek yang telah berisi whole mount trip
dipanaskan diatas Hot-plate bersuhu 50°C sampai media pengawet balsam
Kanada keri.
4.
Pe1abelan
preparat. Kertas
stiker label berisi keterangan tanaman inang, lokasi, tanggal, dan nama
kolektor (kode nomor) dilekatkan diatas gelas objek pada posisi disebelab kanan
spesimen dan label berisi keterangan jenis kelamin, morfologi, genus, dan nama
spesies yang disertai nama author dileketkan disebelah kiri spesimen.
5.
Penyimpanan
preparat mikroskop. Ge!as
objek yang berisi preparat awetan whole mount trips disusun dan disimpan
da!am boks preparat standar dengan kapasitas I 00 preparat dan diletakkan di
dalam lemari yang terletak di ruang ber AC.
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan terdapat perbedaan langkah kerja praktikum
dengan penelitian oleh Sartiami (2008), perbedaan ini tampak
jelas di antara lain dalam praktikum yang telah di praktikum ada langkah
fiksasi dalam metode whole mounth hewan tetapi dalam penelitian sebelumnya
terdapat langkah maserasi, hal ini menjadi pembeda antara praktikum whole
mounth hewan yang sudah di praktikumkan dengan metode dalam penelitian.
d.
Kesulitan dan Faktor Penyebab Kegagalan dalam Praktikum
Kesulitan dan faktor penyebab kegagalan dalam praktikum yang ditemui saat praktikum pada metode whole
mounth hewan yaitu hewan yang digunakan begitu lincah dan gemar berlari.
Sebelum dimasukan ke botol flakon hewan tersebut lari-lari yang menyulitkan
praktikan untuk dimasukan ke botol flakon. Kesulitan selanjutnya yaitu pada
semut itu sendiri termasuk semut buah yang warnanya hitam. Hal ini menyulit
dikarenakan proses penjernihan yang membutuhkan waktu lama untuk memudarkan
warna semut tersebut. Kesulitan berikutnya
yaitu meletakan bahan meletakan bahan ke kaca benda yaitu setiap bagian
dari hewan tidak
ada yang boleh cacat dan harus berbaring ke samping. Hal
ini karena
akan mempengaruhi hasil pengamatan di bawah
mikroskop. Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh
bagian hewan dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah
metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan dengan ukuran yang kecil saja tidak
bisa hewan yang besar
Lanjutan :
No comments:
Post a Comment